Perempuan paling yakin diri pun niscaya akan ketakutan dan bingung jika mendapatkan benjolan di payudara. Pikiran pertama yang timbul merupakan banyak sekali hal menyeramkan wacana kanker. Reaksi ketakutan tersebut masuk akal dialami, meski tidak semestinya demikian. Pasalnya, benjolan pada payudara belum pasti kanker dan kalau pun ternyata benar kanker, dunia kedokteran telah bisa mengatasinya.

Menurut dr Melissa S Luwia, MHA, dari Yayasan Kanker Indonesia, sekitar 80 persen benjolan yang didapatkan di payudara justru bukan kanker ganas. "Benjolan itu dapat merupakan kumpulan lemak, bisa kista atau kumpulan cairan, dan tumor jinak," katanya. Yang terpenting jangan menangguhkan untuk secepatnya pergi ke dokter jago kanker.

Hanya melalui perabaan saja susah mengenali jenis benjolan tersebut. Bahkan seorang dokter jago kanker sekali pun perlu menjalankan pemeriksaan, antara alin dengan biopsi, untuk menentukan apakah sel-sel itu ganas atau tidak. Kendati demikian, investigasi secara dini sungguh memiliki arti alasannya jika terbukti kanker dan benjolannya masih kecil, ada kemungkinan untuk mengambil sebagian saja dari payudara. "Makin kecil bab yang diambil, rekonstruksinya lebih mudah," ujar Melissa.

Cara paling gampang dan murah untuk mendeteksi dini kanker payudara merupakan dengan menilik payudara sendiri (Sadari). Pemeriksaan ditangani pada hari ke-3 hingga ke-5 seusai haid. Pemeriksaan sehabis haid karena, sebelum haid, kelenjar-kelenjar membesar sehingga kalau diraba sering terasa menyerupai ada benjolan.

Dalam posisi bangun atau berbaring, kita bisa meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara. Jika mendapatkan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, puting berhasrat ke dalam, kulit berubah menyerupai kulit jeruk, pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, peradangan atau keluar cairan dari puting, perlu diwaspadai dan secepatnya periksakan ke dokter.

Di atas usia 35 tahun, wanita disarankan menjalani mamografi atau investigasi payudara dengan sinar X. Mamografi diulang tiap tahun sehabis usia 40 tahun hingga menopause.

Sumber: kompas.com